Studi Tata Kelola Koleksi Arkeologika, Museum NTB Kunjungi Museum Sarkofagus BPK Wilayah XV

Studi Tata Kelola Koleksi Arkeologika, Museum NTB Kunjungi Museum Sarkofagus BPK Wilayah XV
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan kunjungan studi ke Museum Sarkofagus, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV yang berlokasi di Kabupaten Gianyar, Bali. Kamis (26/06/2025)


Bali,(Beritantb.com) - Dalam upaya memperkuat kapasitas pengelolaan koleksi arkeologika, Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan kunjungan studi ke Museum Sarkofagus, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV yang berlokasi di Kabupaten Gianyar, Bali. Kamis (26/06/2025).


Kegiatan ini merupakan bagian dari program studi pengelolaan koleksi arkeologika, khususnya sarkofagus dan artefak prasejarah, yang menjadi bagian penting dari kekayaan sejarah dan budaya lokal di wilayah Indonesia timur.


Kunjungan ini difokuskan pada tiga aspek utama yaitu, Studi Pengelolaan Koleksi Arkeologika, Pengembangan Narasi Arkeologi Lokal, dan Pemanfaatan Teknologi dan Media Interaktif sebagai upaya untuk merancang pameran tematik dan edukatif yang berakar pada kekayaan sejarah guna meningkatkan daya tarik dan keterlibatan publik dalam memahami warisan arkeologika.


Rombongan Museum NTB yang dipimpin langsung oleh Kasi Pengkajian dan Perawatan Koleksi Museum NTB, Ardi Aulia Rahman, disambut langsung oleh Kepala BPK Wilayah XV,Kuswanto, S.S., M.Hum.


Kepala Museum Negeri NTB yang diwakili oleh Kasi Pengkajian dan Perawatan Koleksi, Ardi Aulia Rahman menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi bagian dari strategi penguatan sumber daya museum dalam menghadirkan pameran berbasis riset dan berorientasi pada edukasi publik.


“Kami ingin belajar bagaimana Museum Sarkofagus mengelola koleksi arkeologika dengan pendekatan ilmiah sekaligus komunikatif. Pengalaman ini akan sangat berguna bagi pengembangan narasi prasejarah NTB yang lebih kontekstual, serta memperkaya pengalaman pengunjung melalui teknologi interaktif,” ujarnya.


Ardi menambahkan bahwa studi ini juga menjadi momentum untuk mengembangkan metode interpretasi koleksi arkeologika yang lebih ramah bagi semua kalangan, termasuk pelajar dan generasi muda. 


Ia berharap ke depan Museum Negeri NTB dapat menyuguhkan pameran tematik prasejarah yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu membangun keterhubungan emosional antara masyarakat dan warisan budaya leluhur mereka.


“Melalui pemanfaatan media interaktif dan pendekatan edukatif, kami ingin museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan koleksi, tetapi juga ruang belajar yang hidup dan menginspirasi. Itu sebabnya kolaborasi dan studi semacam ini sangat penting bagi peningkatan mutu layanan publik kami,” imbuhnya.


Sementara Kepala BPK Wilayah XV, Kuswanto, S.S., M.Hum mengapresiasi kunjungan dari Museum Negeri NTB dan menyambut baik upaya kolaborasi antar lembaga pelestari budaya. Menurutnya, saling berbagi pengalaman dan praktik baik antar museum di Indonesia merupakan langkah strategis dalam membangun ekosistem pelestarian cagar budaya yang lebih kuat.


Dirinya menjelaskan bahwa pengelola Museum Sarkofagus ini dibawah Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV. Keloksi-koleksi yang berada di museum Sarkofagus ini berasal dari masa pra sejarah hingga sejarah.(Red)

Iklan