Mataram,- Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang hewan ternak saat ini meningkat mencapai angka 1155 kasus di dua Kabupaten di pulau Lombok. Hal ini terjadai karena wabah yang menyebabkan mulut berbusa dan terlepasnya kuku pada sapi ini bisa menyebar melalui udara.
Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan (DINAKHESWAN) NTB, Khairul Akbat menjelaskan, Dua Kabupaten yang angka penularan yang tinggi terdapat di Kabupaten Lombok Tengah Dan Lombok Timur.
"1155 kasus terkonfirmasi di pulau Lombok, ini terjadi di dua Kabupaten. Lombok Timur dan Lombok Tengah karena kecenderungan virus ini bisa cepat menjalar ke hewan lain lewat udara, sehingga memang perkembangannya cepat sekali," ungkap Khaerul saat di temui, Selasa (16/5/2022).
Disampaikan oleh Khaerul, sejauh ini pihaknya telah berupanys melokalisir dengan mengisolasi hewan yang terjangkit agar tidak berkembang ke hewan lain.
"Akibat mudah menyebar sekarang sudah 1155 kasus di dua daerah, sebagai antisipasi penyebaran kita sudah memberikan bantuan obat-obatan bagi yang sakit. Kita bantu vitamin dan semprotan desinvektan di beberapa kandang ini kita lakukan di dua kabupaten," jelasnya.
Khaerul juga membeberkan bahwa saat ini virus PMK sudah menyebar ke Kabupaten Lombok Barat sudah ada yang teridentivikasi positif PMK. Untuk meminimalisir penyebaran sedang di upayakan regulasi pelarangan keluar masuk hewan di pulau Lombok.
"Di kabupaten lombok barat sudah ada yang teridentivikasi positif dan kemarin kami secepat mungkin regulasinya dengan SK gubernur kita melarang memasukan atau mengeluarkan ternak dari pulau Lombok,"ungkapnya.
Dinjelaskan juga, kerena di Sumbawa masih aman dan belum ada yang terkonfirmasi, untuk stok kebutuhan daging di pulau Lombok masih mengandalkan produk dari NTB sendiri.
Di sampaikan pula oleh Khaerul bahwa daging sapi yang terserang oleh PMK masih aman di konsumsi dan untuk pemotongan daging bisa di lakukan di RPH dengan memperhatikan nilai higenisnya.
" untuk kebutuhan daging masih produk dari NTB, di dalam pulau lombok sendiri karena kebutuhan ini masih bagus untuk manusia dan tidak berpengaruh pada kesehatan manusia tidak terjangkit ke manusia." sebutnya.
Sementara untuk antisipasi kebutuhan daging masih akan di bicarakan lebih lanjut kaitan dengan pengiriman daging atau ternak hidup dari pulau Sumbawa, kerena pualu sumbawa bebas atau memungkinkan masuk ke pulau lombok yang sudah terindikasi seperti ini.
Disampaikan juga, kordinasi akan di lakukan dengan beberapa instansi balai karantina, kepolisian dan akan melakukan rakor termaksud dengan satgas pangan karena menyangkut kebutuhan dan perlu ada kebijakan juga kerena pulau sumbawa bebas. Dan untuk daging impor dari luar masih dilarang masuk.
"Sementara ini kita sudah banyak mempersiapkan dari pulau sumbawa 44 ribu ekor sapi, dan untuk daging konsumsi dari luar masih kita larang juga. Artinya daging impor, karena ini semua yang masuk ke NTB kita larang dulu. Sementara pasar hewan kita tutup," tutupnya.
Pewarta: ac
Editor :BN-02
#PMK_Penyakit_Mulutdan_kuku.