Museum NTB dan Universitas Teknologi Sumbawa Bagun Kerja Sama


SUMBAWA,-
Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam menjajaki kerja sama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Pertemuan tersebut turut dihadiri Rektor UTS, Chairul Hudaya, Ph.D beserta jajarannya dan Ketua Dewan Kebudayaan UTS, Aries Zulkarnaen pada Kamis, 6 April 2023.

Dalam kesempatan itu Ahmad mendorong dibangunnya kolaborasi intens akademisi dengan museum.

"Kerja sama nantinya diharapkan bersifat resiprokal, dua arah, tidak hanya menguntungkan museum tapi juga sekaligus membantu mewadahi kebutuhan akademis," kata Ahmad.  

Ahmad menekankan pentingnya perguruan tinggi memiliki visi kebudayaan. Dengan begitu diharapkan terbentuk lulusan yang tidak hanya memiliki kualitas intelektual tapi juga memiliki karakter nilai budaya yang kuat.
 
Adapun lingkup kerja sama yang digagas mencakup kajian situs-situs sejarah yang ada di sekitar UTS. “Kami memiliki tenaga teknis Arkeolog, Konservator, dan Kurator pameran, yang dapat bersinergi dengan tim UTS," imbuhnya.

Ahmad menambahkan. Kegiatan ini tidak hanya merupakan perwujudan tugas utama melindungi dan melestarikan objek bernilai sejarah, namun juga sebagai sarana edukasi menanamkan nilai-nilai budaya.

Adapun bentuk realnya dapat berupa ‘Museum Corner’ – pojok informasi mengenai sejarah dan budaya– serta ‘Living Museum’, dengan mengkonservasi situs sejarah di seputar kampus dan menjadikannya objek wisata sejarah, ‘Heritage Walk’.
 
Sementara itu rektor UTS, Chairul Huda, Ph.D dalam sambutannya sangat mengapresiasi kunjungan Kepala Museum Negeri NTB, “Kami ingin hal ini segera direalisasikan karena sejalan dengan visi kebudayaan UTS," ucapnya.

Lebih jauh Chairul menambahkan salah satu upaya strategis UTS mengintegrasikan nilai budaya adalah dengan membentuk Dewan Kebudayaan.

 “Serjarah terbentuknya UTS selama ini terdokumentasi dengan baik, sebagai bukti perhatian serius kami mengabadikan ide gagasan tonggak pengembangan intelektual”, ujar Chairul.
 
Kata Chairul, "Sejarah selalu berulang,"  pasalnya, di areal kampus UTS dulu pernah terbangun peradaban Olat Maras, peradaban yang cukup maju dan dapat dibanggakan.

Kehadiran kampus ini diharapkan menjadi cikal bakal terbangunnya peradaban baru. Karena itu, sejarah Olat Maras perlu dikaji dan dijadikan pijakan membangun peradaban baru dimaksud.

“Tidak ingin terjebak romantisme masa lalu, tapi hal ini dimaksudkan menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga sebagai bekal membangun masa depan”, tutup Chairul.

Iklan