Polemik Harga Jagung: Pemkab Bima Jangan Diam Diri

Polemik Harga Jagung: Pemkab Bima Jangan Diam Diri
Sekretaris Umum PK IMM FH UM Bima Nabil Fajaruddin


Oleh: Nabil Fajaruddin 

Sekretaris Umum PK IMM FH UM Bima


Bima, (Beritantb.com) - Seorang pemimpin despotis akan mempertahankan kekuasaan serta seorang penguasa diperbolehkan berbohong, menipu dan menindas. 


Kekuasaan yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Penguasa berhak melanggar hak-hak rakyatnya bilamana dianggap menghalangi tujuan dan cita-cita penguasa dan konsep pemimpin seperti menganggap bahwa manusia beradab hampir pasti akan menyeimbangi egositas yang tidak bermoral. Jika seorang Pemimpin egois dan tidak bermoral, dia akan bertindak dengan sewenang-wenang. (Machiavelli).


Sebua Jargon yang menghadirkan problem dan sekaligus tantangan dari berbagai kelompok masyarakat Bima, Bahwa Istilah Ini linear dengan ukuran kuantitatif keberhasilan Bupati Bima memimpin di Bima ini. Kita mempersoalkan permasalahan yang ada di Bima ini.


Persoalan mengenai anjloknya harga jagung di Kabupaten Bima bukanlah persoalan yang baru, setiap tahun polemik ini selalu terjadi dimana yang akan mengenai imbasnya secara langsung ialah petani. Petani yang bergantung pada jagung sebagai sumber pendapatan utama menghadapi penurunan pendapatan yang signifikan. Mereka menghadapi kesulitan dalam mengelola biaya produksi yang tetap tinggi, seperti bibit, pupuk, dan tenaga kerja. 


Tak hanya berdampak terhadap petani, anjloknya harga jagung juga menciptakan tantangan bagi pelaku pasar pangan. Para produsen pakan ternak menghadapi tekanan untuk menyesuaikan harga pakan ternak dengan harga jagung yang lebih rendah.


Anjloknya harga jagung yang selalu menjadi polemik setiap tahun di kabupaten bima membuat masyarakat Bima melakukan aksi demontrasi serentak menuntut kekecewaan terhadap pemerintah Kabupaten Bima khususnya Bupati Bima yang tidak mampu menangani polemik setiap tahun mengenai anjloknya harga jagung.


Demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat Bima diberbagai kecamatan menuntut agar bupati bima mengambil tindakan untuk menaikkan harga jagung sesuai dengan harga het Nasional yang sudah ditetapkan dalam regulasi peraturan pemerintah. Alih alih untuk memperbaiki persoalan harga jagung sampai saat ini tidak ada kepastian yang diberikan oleh Bupati Bima mengenai polemik ini.


Ini telah membuktikan bahwasanya Bupati Bima tidak mampu menangani persoalan mengenai turunnya harga jagung. Dua periode Bupati Bima berkuasa dan mengurus daerah ini, tidak ada gagasan yang membanggakan untuk petani. 


Indikator sosial juga hampir sama dimana komitmen menjaga dan melindungi masyarakat dari maraknya aksi represif oleh pihak kepolisian yang sengaja dibenturkan oleh aparat ? 


Bupati Bima antara kenyataan dan keinginan untuk melanjutkan adalah sebuah Paradoks, Satu sisi Kita perlu Bupati yang punya Konsep ,dan Terobosan, tapi sisi lain kita Abai terhadap Fakta kegagalan.


Pujian itu datang dari prestasi, Jika ia berhasil membangun Daerah tidak perlu menyuruh masyarakat memuji, tetapi Pujian itu akan terlontar dengan sendirinya, Beribu orang akan membanggakan.ucapan terima kasih dari berbagai pelosok desa dan kecamatan.


Banyaknya kritikan dan prokontra berarti ada masalah serius dalam perspektif masyarakat Bupati Bima Gagal Membangun Bima, Hanya orang- orang yang tidak berpikir Realistis yang menginginkan IDP melanjutkan 3 Periode padahal anda sendiri tidak merasakan perubahan yang membawa kemajuan dan kemanfaatan untuk masyarakat.

Iklan