![]() |
Pengamat politik yang juga menjabat Wadir III Politeknik MFH dan Staf Pengajar Fisipol dan Ilmu Komunikasi Upatma Mataram, Dr. Alfisahrin, M. Si., |
Mataram,(Beritantb.com) - Pilkada NTB tahun 2024 kian dekat. Sementara ini, ada empat pasangan bakal calon yang mengemuka di tengah-tengah publik. Diantaranya paket Bang Zul-Abah Uhel, Rohmi-Firin, Iqbal-Dinda, dan Miq Gite-Sukiman.
Melihat situasi perkembangan politik di NTB sekarang, salah satu pengamat politik yang juga menjabat Wadir III Politeknik MFH dan Staf Pengajar Fisipol dan Ilmu Komunikasi Upatma Mataram, Dr. Alfisahrin, M. Si., berpendapat bahwa dilihat secara makro bahwa politik di NTB secara kultural dan struktural masih belum jauh dari praktek patronase politik yang kental.
"Bisa dilihat dari sebaran, akumulasi dan ciri khasnya seperti elemen utama kekuatan politik di NTB masih dikuasai oleh Pemuka Agama, Ketua Parpol, dan figur yang memiliki afiliasi dengan institusi keagamaan dan organisasi sosial tertentu", ungkapnya saat di wawancarai oleh media ini. Rabu,(24/07/2024).
Dia menjelaskan bahwa NU dan NWDI merupakan kekuatan kunci yang tidak saja mengalami kristalisasi melainkan terpola secara sistematis seperti Lombok Timur. Ada NWDI dan institusi ratusan pendidikan yang dikelola oleh tokoh sentralnya.
"Mereka merupakan kekuatan laten yang mengendap dan cukup solid dan mudah diorganized sebagai mesin kultural untuk memperoleh dukungan politik besar. Tetapi memang secara politik cenderung memapankan posisi kader sendiri dalam pertarungan politik di NTB",kata Alfisahrin
Alfisahrin mengkategorikan bahwa kekuatan politik di NTB masih didominasi oleh kaum abangan atau meminjam istilah Antropolog Clifford Geertz karena hanya akan mempertemukan pertarungan politik yang diametral antara kekuatan politik yang berasal dari klan TGB atau didukung penuh oleh TGB versus aktor politik yang murni partisan.
"Misalnya, Rohmi Firin merupakan Paslon yang akan mendapatkan ceruk dukungan besar dari kader_ kader teras NWDI. Sedangkan calon lain seperti Zul -Uhel, Miq Ikbal-Dinda mengandalkan partai politik sebagai mesin politik utama untuk meraup dukungan politik", tututnya
Alfisahrin menilai bahwa Rohmi Firin memiliki dua sumber dukungan politik sekaligus."Pertama dari kader dan simpatisan NWDI, Kedua parpol pengusung", katanya
Untuk menvalidasi kental dan besarnya budaya patronase politik di NTB. Ia mengatakan bahwa kita bisa saksikan bagaimana pesan politik awal diberikan kepada publik menjelang Pilkada.
Menurutnya, Ada sejumlah dramaturgi yang dipertontonkan oleh Bang Zul dan TGB yang intens membangun komunikasi, bermain tenis meja bersama sekedar untuk menegaskan kedekatan, konsolidasi, dan diplomasi untuk mengintegrasikkembali paket Zul_Rohmi jilid 2.
Ia menegaskan bahwa Atraksi dan manuver politik memiliki dua pesan politik tegas
"Pertama, TGB merupakan satu dari aktor dan gerbong kekuatan politik kunci. Kedua, siapapun calon yang diusung oleh klan TGB akan memiliki efek elektoral yang tinggi karena basis kekuatan politik di akar rumput dan kelas menengah yang besar dan solid", tutupnya.
Namun, tidak berarti calon yang didukung TGB dan gerbongnya otomatis lolos menangkan Pilgub jika tidak diorkestasi dengan baik oleh aktor- aktor utamanya. Kepentingan politik di kelas akar rumput, menengah dan elit selalu dinamis dan fluktuatif.(Red).