Petani Menjerit Harga Bawang Merah Anjlok. Ini Kata Kadistan Provinsi NTB

Petani Menjerit Harga Bawang Merah Anjlok. Ini Kata Kadistan Provinsi NTB
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, M Taufik Hidayat



Mataram,(Beritantb.com) - Harga Bawang Merah yang anjlok, Hingga saat ini membuat para petani menjerit. Maklum,Kerugian yang mereka alami tak sedikit dan mencapai ratusan juta rupiah setiap petani.


Diketahui, Harga bawang merah ditingkat petani antara 11.000 -13.000 ribu perkilo dan yang super 14.000 - 16.000 ribu perkilo. Harga bawang merah saat ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan saat produksi.



Melihat kondisi tersebut, Pemerintah provinsi (Pemprov) NTB mulai angkat bicara. Melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, M Taufik Hidayat menyebutkan salah satu faktor harga bawang merah anjlok lantaran ada panen raya.


"Dari hasil pantauan kita bahwa sekarang lagi panen raya, Sehingga itu yang membuat harga bawang merah turun," ungkapnya Taufik saat dikonfirmasi oleh media ini. Kamis, (04/07/2024). 


Menurutnya, turunnya harga bawang merah di NTB juga akibat surplus.


"Hasil panen melimpah sementara konsumen masih tetap tidak ada penambahan", tambahnya.


Ia mengatakan , solusi sementara yang bisa disampaikan kepada petani yakni dengan menunda jual jika harga masih belum stabil. Caranya dengan menyimpan bawang merah yang sudah dikeringkan menggunakan Solar Dryer Dome sehingga awet sampai berbulan-bulan, atau bisa juga dengan membuat bawang merah menjadi olahan yakni menjadi bawang goreng ataupun pasta bawang yang memudahkan industri ataupun para ibu rumah tangga dalam membumbui kulinernya.


"Makanya, kedepan kita akan coba bicarakan sama dinas perdagangan, dinas perindustrian dan dinas ketahanan pangan provinsi NTB untuk mencarikan alternatif lain dan mengatasi anjlok harga bawang merah ketika lagi panen raya", ujarnya 


"Tujuannya untuk membantu para petani-petani bawang merah, Bukan saja petani bawang merah tapi komuditi lainya apabila lagi panen raya seperti ini", jelasnya.


Lanjut, Pemerintah tidak diam dan kita tetap terus berpikir untuk mengantisipasi jeritan yang dialami para petani.


"Sehingga petani bisa senang dan bahagia dengan hasil produksi", tutupnya


Negara agraris, Petani menjerit.(Red).


Iklan