Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadakan seminar hasil penelitian koleksi tradisi berladang masyarakat Sasak sekaligus penandatanganan MoU bersama Universitas Hamzanwadi , Selasa (5/11/24). |
Mataram,(Beritantb.com) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadakan seminar hasil penelitian koleksi tradisi berladang masyarakat Sasak sekaligus penandatanganan MoU bersama Universitas Hamzanwadi , Selasa (5/11/24).
Acara yang berlangsung di Universitas Hamzanwadi ini dihadiri oleh Wakil Rektor I Universitas Hamzanwadi, Dr. Abdullah Muzakar didampingi Wakil Rektor II, Hj. Dukha Yunitasari, akademisi, peneliti, dan mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ekonomi.
Seminar bertajuk 'Menggali Warisan Budaya Tradisi Berladang Masyarakat Sasak sebagai Khazanah Pengetahuan' sebagai komitmen museum NTB untuk menambah informasi koleksi entnografika yang berada di Museum NTB.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mengatakan hasil penelitian tradisi berladang yang dilakukan oleh Museum NTB merupakan bagian dari aplikasi rencana strategis museum yaitu 'Museum yang Unggul Berbasis Penelitian Kotaku Museumku Kampungku Museumku'.
Menurutnya, posisi museum sebagai pusat informasi dan pelestarian budaya yang berharga di NTB terus berkomitmen memperkenalkan dan mengembangkan potensi budaya lokal melalui riset dan publikasi ilmiah agar budaya yang ada dapat diekplorasi dalam lingkup yang lebih luas.
"Jadi kajian berladang ini merupakan upaya kami untuk mengkaji tradisi berladang agar informasi tersebut dapat tersampaikan di masyarakat", ucapnya.
Dalam proses berladang serta ritual yang dilaksanakan masyarakat Sasak merupakan bentuk rasa syukur kepada alam seperti memangar atau memanggar sebagai bentuk 'betabek' perizinan kepada leluhur dan mahluk gaib di sekitar area lahan yang merefleksikan pola pikir masyarakat yang harmonis dengan lingkungan.
"Jadi secara filososfis mereka sangat mengutamakan keharmonisan lingkungan", terangnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Hamzanwadi, Dr. Abdullah Muzakar mengatakan berladang merupakan bagian dari peradaban manusia yang telah menjadi unsur penting dari kehidupan masyarakat di Pulau Lombok selama berabad-abad.
Dengan begitu, Ia mengatakan tradisi berladang yang merupakan sebuah warisan budaya diharapkan penting untuk terus dikaji dan dikenalkan pada generasi muda agar mereka memiliki rasa cinta terhadap budaya lokal.
"Jadi Museum NTB ini bisa menjadi satu posisi yang bisa kita manfaatkan. Memanfaatkan sebagai pusat pendidikan dan penelitian mengenai budaya dan sejarah", pungkasnya.
Hasil penelitian pada tradisi berladang yang dilakukan di masing-masing daerah Lombok, terdapat beberapa tahapan yang mempunyai istilah yang berbeda-beda tapi memiliki tujuan yang sama. Seperti kegiatan melubangi lahan untuk memasukan benih tanaman yaitu Makpak (Beririjarak, Lombok Timur), Najuk (Sengkol, Lombok Tengah), Mengasek (Bayan, Lombok Utara), dan Menupak (Gumantar, Lombok Utara).
Tradisi berladang masyarakat di pulau Lombok saat ini hampir punah akibat dari modernisasi pertanian. Dengan begitu, kajian yang dilakukan Museum NTB diharapkan dapat membangkitkan kearifan lokal sebagai langkah konkret dalam upaya pelestarian warisan budaya di NTB.(Red).