Jejak Gangga

 

Jejak Gangga
Museum Desa Genggelang


Oleh : Juraedah Dwi Anggraeni

Dinas PUPR Provinsi NTB, Dan Ikatan Ahli Geologi Pengda Nusa Tenggara Barat.


Mataram,(Beritantb.com) - Ragam potensi alam, budaya dan masyarakat lokal Desa Genggelang yang berlokasi di Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara cukup bervariasi yang menjadikan perkembangan potensi wisata sebagai salah satu sektor unggulan. 


Potensi inilah yang menjadikan Desa Genggelang ditetapkan menjadi Desa Wisata sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019 tentang Penetapan 99 Lokasi Wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 


Desa Genggelang masuk menjadi desa wisata prioritas penanganan pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 


Sekitar bulan Agustus 2016 mulai diinisiasi pengelolaan obyek wisata di desa Genggelang yang diawali dari “Rumah Pohon Gangga Murmas” sebagai bentuk membangun kemandirian pemuda desa untuk berkontribusi dalam Pembangunan di desanya. Di lansir dari https://www.batukarinfo.com/news/pemuda-desa-membangun-kemandirian,



Keberadaan Rumah Pohon menawarkan pemandangan menarik yang merupakan perpaduan kondisi alam yang berkontur dengan penggunaan lahan sebagai kawasan persawahan, hutan dan perkampungan penduduk. Kemudian kawasan ini terdampak bencana sejak Tahun 2018 dengan adanya bencana gempa yang kemudian diikuti oleh COVID19. 


Bupati Kabupaten Lombok Utara Dr. H. Najmul Ahyar pada tahap Rekonstruksi Gempa Lombok Tahun 2020 meresmikan pembukaan Desa Wisata Genggelang sebagai upaya bangkit dari dampak gempa dengan dukungan dari UNDP, Paluma Nusantara dan pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara.



Berdasarkan rilis Kemenparekraf (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/genggelang) sejak Tahun 2022 dan Tahun 2023 Desa Wisata Genggelang masuk dalam Penilaian Anugerah Desa Wisata dengan Kategori Berkembang dengan peringkat 300 besar. Kemudian pada Tahun 2024 masuk sebagai peringkat 500 besar dengan kategori Desa Wisata Maju. 


Sederet prestasi dan potensi yang dimiliki Desa Genggelang menjadikan satu magnet bagi Tim Pengabdian Masyarakat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia untuk menjadikannya sebagai lokasi Program Kepedulian Masyarakat yang disebut sebagai “Jejak Gangga”.  


Jejak Gangga merupakan bagian dari optimalisasi potensi wisata alam melalui pengembangan Pariwisata Berkelanjutan guna mengakselerasi pertumbuhan di Kecamatan Gangga, khususnya di Desa Genggelang.



Hasilnya pengabdian akan disajikan dalam bentuk video, infografis, dan booklet geotrail. 

Program Jejak Gangga ini berkolaborasi dengan stakeholder lokal antara lain Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Pemerintah dan Masyarakat Desa Genggelang, Organisasi Pemuda Remaja Kertaraharja (Opera Katara) Desa Genggelang, Geopark Rinjani Lombok, Ikatan Ahli Geologi Pengurus Daerah Nusa Tenggara Barat, Sekretariat Komisi Irigasi dan Dewan Sumber Daya Air Provinsi Nusa Tenggara Barat. 



Jejak Gangga bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi wisata alam, budaya dan sosial masyarakat di Desa Genggelang. 


Identifikasi dilakukan dengan melaksanakan survey dan pemetaan potensi wisata antara lain identifikasi obyek wisata, keunikan sosial dan budaya dari masyarakat kemudian melakukan pemetaan lokasi wisata dan fasilitas pendukung. Hasil survey kemudian didiskusikan dengan masyarakat setempat untuk mendapatkan saran dan masukan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki desanya.



Hasil diskusi menjadi bahan masukan bagi penyusunan booklet wisata Desa Genggelang yang kedepannya dapat menjadi salah satu bahan Promosi dan Pemasaran untuk pengembangan Desa Wisata, termasuk menjadi bahan perumusan kebijakan baik bagi Pengambilan Kebijakan maupun stakeholder terkait. 


Potensi wisata dengan kekayaan alam, budaya dan masyarakat diharapkan dapat menjadi faktor internal yang bisa dikuatkan untuk mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal denga n kolaborasi dan komitmen para pihak sehingga dapat mengembangkan Pariwisata berkelanjutan di Desa Genggelang.



Secara keruangan, Desa wisata Genggelang merupakan salah satu desa yang masuk dalam kawasan Unesco Global Geopark Rinjani Lombok dan Kawasan Strategis Nasional (Perda RTRW Nomor 5 Tahun 2024).  


Bardasarkan hasil identifikasi dan hasil diskusi potensi wisata Desa Genggelang terdapat 11 (sebelas) potensi obyek wisata, dimana Air terjun Gangga masuk sebagai geosite 13 yang terdiri dari air terjun Tiu Pupus dan Kerta Gangga. Geosite ini merupakan bagian dari jalur utama geowisata Geopark RInjani Lombok yaitu Lanskap Budaya Rinjani.  



Potensi obyek wisata yang ada dapat dibedakan menjadi tipe atraksi alam dari sisi kondisi geologi yang terdiri dari air terjun Kerta Gangga dan Tiu Pituq. Tipe atraksi alam dari Flora dan Fauna terdiri dari madu hutan, Kopi Bambu, Kopi 77, dan Datu Coklat Lombok (Kampung Coklat Senara). Tipe atraksi budaya terdiri dari Museum Desa Genggelang, Desa Besari (desa yang hilang), dan Selametan Bangket. 



Tipe atraksi Khusus yaitu industri rumahan berbasis komunal yaitu Ecoprint Genggelang, Stasiun Pengisian kendaraan listrik, dan Kandang Komunal Kelompok Peternakan Kerta Bangkit. 



Air Terjun Kerta Gangga memiliki dua tingkat dan dindingnya terbuat dari lava dan breksi vulkanik yang berselang-seling yang menandakan periode letusan gunung berapi yang berulang. Akibat letusan gunung berapi menjadikan kawasan sekitarnya menjadi subur, termasuk genggelang yang merupakan kawasan pertanian dengan komoditas kopi, coklat, kelapa. jambu mete, padi, dan cengkeh. Kopi dan coklat menjadi komoditas andalan yang dikembangkan menjadi kopi bambu dan kopi 77, sedangkan kawasan yang memiliki komoditas coklat menjadi Kampung coklat Senara.



Kampung coklat dijadikan sebagai wisata edukasi dalam pengolahan kakao menjadi berbagai jenis coklat misalnya coklat dalam bentuk bubuk dan Batangan. 


Sektor peternakan terdapat sapi dan kambing yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Ternak (KTT) Kerta Bangkit dengan kendang kolektif. Selain itu, terdapat adanya potensi madu hutan yang berada di kawasan air terjun Tiu Pituq.



Peternakan kambing dikembangkan susu kambing peranakan etawa yang memiliki banyak manfaat dan pemanfaatan kotoran kambing menjadi pupuk yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.



Museum Desa Genggelang yang dibangun 5 Maret 2018 menyimpan berbagai koleksi seperti peralatan rumah tangga atau pertanian, peninggalan Desa Besari antara Baju Datu Besari dan lampu. Desa Besari merupakan desa yang hilang yang berada di Dusun Kertaraharja Desa Genggelang sekitar abad ke-17. 



Potensi obyek wisata ini kemudian disusun dalam bentuk konsep geotrail untuk menghubungkan atraksi yang ada dengan penggunaan jejak bumi. Geotrail harapannya dapat dijadikan media untuk perencanaan Pembangunan desa wisata kedepan dengan kolaborasi para pihak dan stakeholder terkait untuk pengembangan Desa Wisata Genggelang. Pengembangan desa wisata ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal melalui sektor Pariwisata yang berkelanjutan.(Red).

Iklan