![]() |
Driver Ojol |
Jakarta,(Beritantb.com) - Saat ini Komisi V DPR RI gencar mendorong potongan 10 persen bagi Driver ojek online (Ojol) yang menjadi mitra aplikator, hal itu menyita perhatian publik khususnya masyarakat yang menikmati layanan Ojol, Driver Ojol dan pelaku UMKM.
Ketua Umum (Ketum) Aliansi Masyarakat Pemerhati Transportasi Online (AMTRON), Putra Anggoro menyampaikan, Kementrian Perhubungan (Menhub) sebagai representasi Pemerintah agar berhati-hati dan memperhitungkan dampak secara siginifikan terhadap keputusan terkait pemotongan biaya sewa Driver Ojol.
“Pemotongan 10 persen untuk Driver Ojol sangat memberatkan bagi perusahaan aplikator dan akan merusak ekosistem Ojol secara keseluruhan, Pemerintah harus memikirkan keberlangsungan pengusaha aplikator,” ucap Putra, pada Kamis (10/04/2025).
Lebih lanjut ia menjelaskan, padahal selama ini Driver Ojol bisa menikmati kebijakan aplikator dalam bentuk promo yang bisa menguntungkan Driver yang menjadi mitra aplikator.
Jika Pemerintah bersikeras melakukan pemotongan 10 persen untuk Driver Ojol, tentu akan berdampak pada kesehatan keuangan perusahaan aplikator, tidak menutup kemungkinan akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara secara massal.
“Kalau perusahaan aplikator gulung tikar, kemudian karyawan terkena PHK, Driver Ojol juga kehilangan mata pencaharian ditengah ekonomi nasional sedang merosot dan ketersediaan lapangan kerja yang minim, siapa yang mau tanggung nasib masyarakat?,” tegasnya.
Kemudian, banyak pelaku usaha UMKM terkena dampaknya khususnya yang jual dagangannya dengan menggunakan aplikasi Ojol. Saat ini sudah menjamur konsumen membeli segala kebutuhan di aplikasi Ojol karena ada banyak diskon, promo, potongan harga, dan diskon biaya kirim dimana semuanya bagian dari inisiatif pemasaran dari aplikator.
Kebijakan pemotongan 10 persen untuk Driver Ojol akan berdampak semakin berkurangnya program marketing untuk konsumen, yang berujung akan menurunkan minat konsumen untuk menikmati layanan aplikator dan merugikan ekosistem.
“Padahal pendapatan Driver bukan hanya dari tarif tapi juga dari komponen-komponen seperti insentif, biaya pemasaran digunakan untuk meningkatkan permintaan pasar. Pasalnya, semua itu kan butuh biaya untuk pengelolaan aplikasinya,” kata Putra.
Terakhir, ia menyarankan kepada Pemerintah agar memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk para mitra Driver Ojol tanpa harus memotong biaya 10 persen sewa aplikasi. Jadi aplikator tidak dirugikan, sementara mitra Driver juga tetap memperoleh kesejahteraan.(Red).