![]() |
Museum Negeri NTB melaksanakan studi pembelajaran ke sejumlah museum dan lembaga strategis di Indonesia. |
Mataram,(Beritantb.com) - Dalam upaya memperkuat kapasitas dan wawasan pengelolaan museum, sekaligus sebagai langkah awal menuju pembentukan museum tematik di Nusa Tenggara Barat, tim Museum Negeri NTB melaksanakan studi pembelajaran ke sejumlah museum dan lembaga strategis di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan jangka panjang Museum NTB sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Beberapa institusi yang dikunjungi antara lain Museum Tekstil Jakarta, Museum Nasional Indonesia, Perpustakaan Nasional RI, Kantor Arsip Daerah Yogyakarta, serta Museum Sonobudoyo.
Pamong Budaya Madya Museum NTB, Bunyamin, M.Hum, menyampaikan bahwa fokus utama dari kunjungan ini adalah mempelajari tiga aspek penting dalam pengelolaan museum, yakni manajemen display koleksi, pelayanan pengunjung, dan pengamanan museum secara menyeluruh.
“Sebagai bagian dari persiapan pembentukan museum tematik di NTB, kami ingin belajar langsung dari museum-museum besar dan institusi pengelola arsip nasional. Kami fokus pada bagaimana mereka menata koleksi agar lebih menarik, memberikan pelayanan prima, serta menjaga keamanan koleksi dan pengunjung secara optimal,” tutur Pamong Budaya Madya Museum NTB, Bunyamin, M.Hum, di Jakarta, pada Rabu (16/7/25).
Di Museum Tekstil Jakarta, dirinya mangatakan bahwa tim Museum NTB mendalami penataan koleksi kain tradisional, konservasi tekstil, dan penyusunan narasi pameran interaktif. Tim juga melihat bagaimana fasilitas pendukung museum dikembangkan secara maksimal untuk menunjang kenyamanan dan keterlibatan pengunjung.
Sementara di Perpustakaan Nasional RI, pembelajaran difokuskan pada penataan koleksi naskah kuno, manajemen layanan literasi berbasis digital, serta sistem pengarsipan modern yang terintegrasi. Sedangkan di Museum Nasional Indonesia, tim mengamati pemanfaatan teknologi imersif dan audio visual yang memperkaya pengalaman pengunjung dalam ruang pamer.
Selanjutnya, kunjungan akan dilanjutkan ke Kantor Arsip Daerah Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo, dengan fokus pembelajaran pada pengelolaan koleksi cagar budaya secara terpadu, serta strategi promosi dan publikasi kegiatan museum yang mampu menjangkau masyarakat secara luas.
Melalui rangkaian studi ini, Ia berharap Museum NTB dapat menyusun perencanaan yang komprehensif dalam mewujudkan museum tematik yang tidak hanya menampilkan kekayaan warisan budaya lokal, tetapi juga mampu menyuguhkan pengalaman edukatif dan interaktif bagi masyarakat dan wisatawan.
“Kami ingin menghadirkan museum yang lebih terbuka, menarik, dan menjadi rujukan pengetahuan budaya NTB. Museum yang tak hanya menyimpan, tetapi juga menceritakan dan menghidupkan kembali warisan yang kita miliki,” tutupnya.
Sementara di tempat yang berbeda, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam menyampaikan bahwa inisiatif pembentukan museum tematik merupakan bagian dari strategi besar revitalisasi fungsi museum dalam konteks kekinian.
Ia menegaskan pentingnya pembelajaran lintas lembaga sebagai fondasi dalam menyusun desain kelembagaan dan konten tematik yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat.
“Pembentukan museum tematik ini bukan hanya soal menambah gedung atau koleksi, tapi bagaimana kita menyusun narasi budaya NTB secara lebih fokus, mendalam, dan komunikatif. Oleh karena itu, kunjungan ini menjadi sangat penting sebagai referensi sekaligus inspirasi,” ungkapnya di Mataram.
Ia juga menambahkan bahwa Museum NTB akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk memastikan bahwa museum yang akan dibangun nantinya menjadi ruang publik yang inklusif, edukatif, dan mampu mendorong kebanggaan identitas kultural masyarakat NTB.
“Harapan kami, museum tematik ini bisa menjadi salah satu ikon baru dalam ekosistem kebudayaan NTB dan berkontribusi terhadap penguatan sektor pariwisata berbasis budaya,” pungkasnya.(Red)