Perkuat Ekosistem Permuseuman, Museum NTB Latih Pengelola Museum Desa se-NTB

Perkuat Ekosistem Permuseuman, Museum NTB Latih Pengelola Museum Desa se-NTB
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam membuka pelatihan Pengelolaan Permuseuman yang diselenggarakan oleh Museum Negeri NTB, Rabu (12/11/2025).




Mataram,(Beritantb.com) - Sebanyak delapan pengelola museum desa dan komunitas lokal dari berbagai kabupaten di Nusa Tenggara Barat mengikuti Pelatihan Pengelolaan Permuseuman yang diselenggarakan oleh Museum Negeri NTB, Rabu (12/11/2025).


Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam rangkaian persiapan menuju Festival Museum Desa 2025 yang akan digelar pada 4 Desember 2025 mendatang. 


"Inisiatif ini merupakan bagian dari pada program strategis "Kotaku Museumku, Kampungku Museumku" yang menjadi komitmen kami agar setiap desa memiliki Museum", tutur Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam.



Nuralam menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen Museum NTB dalam memperkuat ekosistem permuseuman di daerah terutama yang berada di desa-desa.


"Jadi pelatihan ini akan memperkuat kapasitas museum desa dalam narasi kuratorialnya dan juga, untuk konservasi, agar koleksi yang ada tetap terawat dengan baik", ujarnya.


Nuralam juga menambahkan bahwa pelatihan ini untuk membina museum-museum desa untuk mengembangkan kapasitasnya menjelang Festival Museum Desa 2025.


“Kami ingin memastikan bahwa festival nanti bukan hanya seremonial, tetapi menjadi momentum kolaborasi nyata antar museum desa di NTB untuk berbagi pengalaman, menampilkan inovasi, dan memperkuat jejaring kebudayaan daerah,” katanya.


Senada juga disampaikan Kasi pengkajian Layanan dan Edukasi Museum NTB, Raden Heru mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan kompetensi para pengelola museum desa agar mampu menerapkan tata kelola yang baik.


"Jadi setelah pelatihan ini kami akan melakukan penilaian Museum Desa pada tanggal 25 hingga 27 November 2025", tuturnya.


Workshop tersebut diikuti oleh 16 peserta pengelola dari delapan museum desa dan komunitas lokal, diantaranya: Museum Desa Gegelang, KLU; Museum Pusaka Desa, Golong Narmada, Lobar; Desa Jerowaru, Lotim; Desa Semparu, Loteng; Desa Giri Madya Lobar; Desa Batu Kumbung Lobar; Desa Genggelang, Lobar; dan Sakra Milenial Bekerisan.


Para peserta dibekali pengetahuan mengenai manajemen koleksi, pengelolaan ruang pamer, konservasi, hingga kurasi.


Pengelola Museum Pusaka Desa, Desa Golong, Lombok Barat, Sanusi menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini sangatlah penting bagi mereka pengelola museum desa.


Menurutnya, mereka selaku pengelola museum tidak hanya sekedar mengoleksinya saja tapi juga penting untuk merawatnya agar generasi kedepan dapat mengetahui benda-benda peninggalan sejarah dan budaya.


"Kegiatan seperti ini kami sangat membutuhkan, karena sangat penting dan sangat utama memang. Karena kalo kita ndak di bina bgini kan ndak tau bagaimna cara merawat. 


Dengan begitu dengan pelatihan ini mereka dapat mengetahui tentang bagaimana cara merawat koleksi menggunakan bahan konservasi berdasarkan jenisnya, mukai dari jenis kayu, besi, aluminium, hingga kain.


"Kita ini di museum desa ini kan sebatas mengumpulkan, tapi merawatnya yang ndak bisa. Nah baru tadi kami di ajarkan tentang bagaimna pemeliharaan, menjaga, merawat. Jadi kami sangat berterimakasih kepada museum ini", pungkasnya.(Red)

Iklan