![]() |
| Pameran ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri didampingi Ketua Dekranasda NTB, Sinta Agathia M. Iqbal dan Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam. |
Mataram,(Beritantb.com) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat mengelar pameran temporer bertajuk "Kain dan Diplomasi Budaya” sebuah ruang refleksi yang menggambarkan jejak perjalanan budaya melalui seutas benang, pada Rabu (10/12/25).
Pemaran tersebut merupakan hasil kolaborasi antara museum NTB dengan Museum Daerah Sumbawa, serta tiga museum-museum desa dan SLBN 1 Lombok Barat dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun NTB yang ke-67.
Mengusung tagline "seutas benang kecil dapat menjadi jembatan antar dunia yang berbeda” pameran ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri didampingi Ketua Dekranasda NTB, Sinta Agathia M. Iqbal.
Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri mengatakan bahwa sejak ribuan tahun lalu, selain sebagai benda yang dipakai, kain juga menjadi dokumen sejarah yang ditenun, diwarnai, serta dihidupkan oleh tangan-tangan penjaga tradisi.
Menurutnya, ketika sebuah tenun, batik, songket, atau rangrang tampil di panggung internasional, sesungguhnya yang hadir adalah martabat bangsa, identitas kolektif, dan nilai kearifan lokal yang di junjung bersama.
“Inilah diplomasi yang paling halus namun paling kuat. Diplomasi yang menggerakkan hati sebelum mempengaruhi pikiran”, ujarnya.
Dirinya mengatakan bahwa di setiap helai benangnya, tersimpan falsafah nenek moyang, sistem pengetahuan, kosmologi, serta harapan untuk generasi masa depαn.
Dengan begitu, menurutnya pameran ini mengajak untuk merefleksi hubungan antara budaya dan masa depan. Sebab budaya tidak hanya diwariskan, tetapi dihidupkan, diadaptasi, dan dilibatkan dalam percakapan global.
“Jadi hari ini, kita melihat sesuatu yang lebih besar, bahwa kain memiliki daya untuk menjadi alat damai, penghubung diplomasi, pembawa pesan antarkultur, serta simbol penghormatan ketika dihadiahkan kepada tamu negara, digunakan dalam pertemuan resmi, atau ditampilkan di kancah dunia”, tuturnya.
Pameran ini digelar di ruang pameran temporer Museum Negeri NTB sejak tanggal 10 Desember 2025 hingga 24 Januari 2026. Melalui pameran ini, museum hadir sebagai ruang reflesi dan edukasi untuk memahami bahwa setiap motif, warna, dan teknik tenun bukan hanya hasil keterampilan tangan, tetapi juga wujud kearifan lokal yang terus hidup.
Kepala Museum Negeri NTB, Dr. Ahmad Nuralam, mengatakan kain memiliki pengaruh yang luas dalam diplomasi kebudayaan. Tidak hanya sekadar produk material, melainkan medium yang mampu mempertemukan berbagai bangsa, merajut nilai, serta membuka ruang dialog lintas budaya.
“Melalui kain, kita dapat membaca perjalanan sejarah, membangun jejaring global, sekaligus memperkuat posisi NTB sebagai salah satu pusat kebudayaan yang juga diperhitungkan dunia”, ujarnya.
Nuralam juga mengatakan pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga inspirasi: untuk terus menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan warisan budaya sebagai modal diplomasi kebudayaan NTB di mata dunia, sesuai dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yaitu NTB Makmur Mendunia.
“Kami yakin, budaya terutama kain tidak hanya identitas saja, tetapi juga menjadi warisan yang dapat menjadi perekat diplomasi dunia”, ucapnya.
Pameran ini menampilkan 59 koleksi terbagi menjadi empat subtema di antaranya: subtema satu, benang yang menghubungkan dunia: subtema dua, pesan damai dalam motif: subtema tiga, kain sebagai duta budaya; subtema empat, jalinan masa depan.
Kurator Pameran Temporer, menjelaskan bahwa rangkaian subtema tersebut dirancang untuk menunjukkan bagaimana selembar kain tidak hanya berfungsi sebagai karya estetika, melainkan juga sebagai medium diplomasi, penghubung antar kebudayaan, serta simbol perjalanan peradaban.
Menurutnya, pemilihan tema tersebut didasarkan pada pemahaman bahwa kain tenun bukan hanya produk kerajinan, tetapi juga Bahasa identitas, alat komunikasi, dan media yang menjembatani hubungan antar komunitas dan bangsa.(Red).
